Minggu, 30 Agustus 2009

Menjelang Lebaran Penjualan Perabotan Rumah Meningkat

PEMALANG wartapantura – Penjualan perabotan rumah tangga yang sempat mengalami kelesuan dalam dua bulan terakhir akibat kegagalan panen di beberapa areal sawah di Pemalang memasuki minggu kedua bulan puasa kembali menggeliat. Omzet yang dicapai dari penjualan eceran, baik tunai maupun cicilan rata-rata mengalami kenaikan siqnifikan. Dalam dua pekan tekahir bahkan ada yang mengalami peningkatan omzet hingga 100 persen atau dua kali lipat dari omzet sebelumnya. Para peniaga alat rumah tangga telah memaklumi bahwa tahun ajaran baru merupakan musim paceklik bagi dunia usaha perabotan. Karena orang tua dimana pun akan mementingkan biaya sekolah anak ketimbang membeli kursi, almari ataupun perabot lainnya. Menurut Sukiswo Mario (48) dari UD Soka Perkasa yang membuka toko perabotan rumah di Jalan Ternate, Bojongbata, meski di sejumlah toko perabotan bisa dibeli secara kridit, orang tua tetap menunda rencana membeli kursi dan lainnya karena kebutuhan biaya masuk sekolah tidak dapat ditunda.

Senada dengan Khodirin (32) dan Santoso (34) yang juga berjualan perabotan rumah tangga seperti kursi tamu, almari, ranjang kayu dan spring bed. Menurunnya usaha perabotan rumah untuk kalangan menengah ke bawah di Pemalang sangat bergantung pada daya beli masyarakat yang bersandar pada usaha pertanian. “Daya beli akan menurun karena hasil panen kurang maksimal akibat hama wereng. Namun sebaliknya akan pulih kembali apabila hasil panen membaik,” ujarnya. Repotnya, ganasnya serangan hama wereng berbarengan dengan tahun ajaran baru sehingga konsumen lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan anak sekolah ketimbang membeli alat rumah tangga yang pada dasarnya bisa ditunda sampai cukup dana. Lesunya penjualan perabotan karena kondisi ekonomi masyarakat kalangan menengah kebawah mayoritas bergantung dari sektor pertanian dimaklumi Sukiswo. “Bagaimanapun warga pedesaan sangat bergantung pada sektor pertanian, kalau hasil panen gagal atau minim karena diserang hama, tentu kesediaan dana juga minim,” katanya. Namun dalam kondisi normal warga pedesaan akan membeli perabotan rumah apabila kebutuhan sekolah sudah terpenuhi. Gagal panen atau banyaknya kerusakan tanaman akibat hama adalah musim paceklik bagi warga petani di pedesaan sebagai konsumen paling dominan perabotan lokal.

Perabotan rumah yang banyak diminati pembeli adalah jenis kursi tamu, almari, ranjang kayu, spring bed dan rak televisi. Perabotan tersebut termasuk jenis lokalan Pemalang-Tegal yang harganya relatif miring dibanding buatan lain daerah seperti Jepara dan Jawa Timur. Harga kursi tamu terbuat dari kayu jati dan sebagian kayu desa berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 1,6 juta. Ranjang jati kasur busa Rp 700,- - Rp 2 juta. Springbed Rp 1,8 hingga Rp 3 juta. Selain penjualan tunai para penjual perabotan juga melakukan penjualan secara cicilan. Namun pada saat musim paceklik tak jauh bedanya dengan penjualan tunai, penagihan cicilan juga mengalami kendala. Dan akan kembali pulih setelah mendekati Lebaran seperti sekarang ini. Yang dalam sebulan terakhir transaksi penjualan baik tunai maupun cicilan bisa mencapai 70 an juta. wartapantura/ruslan nolowijoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Administrator

Ruslan Nolowijoyo Hengky Kik

My News Feed

Related Websites

 

Warta Pantura. Copyright 2009 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Hengky Scootman Converted into Blogger Template by Scootman